Geography Travelling Club Universitas Siliwangi , menyatukan hobi dengan ilmu.

Foto bersama Geografi Travelling Club Universitas Siliwangi


Sabtu Pagi pada 9 September 2017. Beberapa mahasiswa Pendidikan Geografi dari tingkat 2, tingkat 3 dan tingkat 4 berkumpul di Kampus Universitas Siliwangi dengan Jaket Oranye. Mereka akan melakukan perjalanan ke Curug Ciparay yang ada di Kecamatan Cigalontang. Total ada 27 Mahasiswa yang mengikuti trip ini, trip ke Curug Ciparay ini bisa dibilang trip dengan anggota yang ikut terbanyak yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2014, 2015 dan 2016. 

Sebelumnya memang keberadaan Geografi Travelling Club ini sempat vakum karena tidak adanya kegiatan. Sampai akhirnya dari mahasiswa angkatan 2016 mulai untuk merintis kembali Geografi Travelling Club atau yang disingkat GTC ini. Sebelumnya GTC Sendiri bernama Geografi Touring Club yang didirikan sekitar tahun 2006 didirikan oleh salah satu mahasiswa yang sekarang menjadi Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Siliwangi. Trip pertama GTC ketika awal-awal adalah ke Pantai Pangandaran, setelah dari sana GTC kembali vakum hingga akhirnya pada pertengahan tahun 2014 mahasiswa angkatan 2012 melakukan touring ke Curug Dendeng Cipatujah, saat itu belum termasuk agenda GTC, hingga ada hasrat untuk membangun atau menghidupkan GTC kembali. Pada 10 Desember 2014 resmi lah GTC dihidupkan kembali dengan nama baru yaitu Geografi Traveling Club. Pada tahun 2015 GTC kembali di hidupkan oleh Ketua Ankatan 2015, M.Dwi Sakti dengan trip ke Curug Dengdeng yang diikuti oleh mahasiswa angkatan 2015 , dari sana beberapa trip sudah dilakukan seperti trip ke Pantai Batu Karas, Trip ke Curug Sawer, dan pada 2016 GTC berubah nama menjadi Geografi Travelling Club atas gagasan para mahasiswa dan disetujui oleh Dosen Geografi. 

Selain itu GTC sendiri sekaarang memiliki Lambang dan dengan Tagline We Explore, We Learn. GTC Generasi baru bertujuan agar selain kita mengeksplore tempat atau tujuan kita juga bisa belajar tentang kenampakan dan kejadian yang ada, selain itu hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita bisa bersyukur atau bertafakur terhadap alam yang diciptakan oleh Tuhan. 

Kembali ke Trip Curug Ciparay, setelah berkunjung ke Curug dan menikmati sensasi air yang menyegarkan, anggota GTC melakukan GPS atau Gerakan Pungut sampah yang berada disekitaran Area Wisata Curug Ciparay Taiskmalaya, setelah itu barulah seluruh anggota Sharing mengenai Curug Ciparay. Salah Satu Mahasiswa angkatan 2015, Abdul Goni, menjelaskan bagaimana Curug atau Air terjun itu terjadi dan pemaparan ini sempat mengundang perhatian beberapa pemilik warung dan penjaga curug. Setelah saling sharing mengenai kelimuannya, seluruh anggota GTC dari angkatan 2014 - 2016 saling berkenalan, untuk lebih mengeratkan tali silaturahmi antar mahasiswa Geografi. 

Kedepannya berharap agar GTC yang diketuai oleh Wildan dari angkatan 2016 ini diikuti oleh seluruh mahasiswa dari berbagai angkatan, serta bisa menampung hobi dari para mahasiswa Geografi Universitas Siliwangi, serta seluruh anggota GTC memiliki jiwa sosial yang tinggi ketika melakukan suatu perjalanan. Nah bagi mahasiswa geografi yang ingin ikut bisa menghubungi akun sosial media Instagram GTC dengan akun @gtcunsil_tsm


Dan ini adalah kegiatan ketika Trip ke Curug Ciparay yang terdokumentasikan di akun Instagram GTC
PErjalanan ke Curug Ciparay Tasikmalaya
Baca Selengkapnya >>>

Kunjungan Kepala Desa Linggamulya dan Kec.Leuwisari ke Curug Pamutuh Tasikmalaya

Selfie Bersama Aparat Desa dan Kecamatan beserta dari Komunitas My Trip My Adventure Tasikmalaya (kanan) 

Sabtu Pagi (09/09) Saya berkunjung ke Dusun Gegerhanjuang di Desa Linggamulya , Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Memang tujuan utama saya adalah untuk mengetahui Curug Pamutuh yang terdapat Telaga seperti di Green Canyon Pangandaran. Curug Pamutuh Sendiri berjarak sekitar 24,2 Kilometer dari Pusat Kota Tasikmalaya melalui Singaparna  - Leuwisari. Apabila dari Alun-Alun Singaparna Jaraknya 8,9 Kilometer ke arah Cigadog - Leuwisari. Curug Pamutuh ini tepat berada di sebelah selatan Gunung Galunggung dengan jarak sekitar 5,30 kilometer dari Gunung Galunggung.

Menunjukan Bekas Longsoran di Curug Pamutuh Tasikmalaya


Ya akses menuju ke Curug yang bernama Curug Pamutuh ini lumayan agak jauh dari area parkir Situs Gegerhanjuang dimana kita memarkirkan kendaraan. Untuk Menuju ke Curug Pamutuh kita harus mengikuti asal dari aliran sungai. Treknya lumayan curam dimana di sisi kanan adalah jurang dan sisi kiri adalah tebing. Selain itu kita akan melewati dua bendungan yang dibangun pada bulan Mei 2016. Setelah melewati jalan setapak kita akan melihat bebatuan besar yang merupakan bekas Longsoran pada bulan Desember 2016 disebelah kiri sungai. Setelah itu barulah kita sampai di Telaga terlebih dahulu , kalau mau melihat curug harus berenang dulu.

Kebetulan Kunjungan saya berbarengan dengan Aparat desa beserta Kepala desa Linggamulya dan Camat Leuwisari bapak. Nuraedin. Mereka semua melihat kondisi sekitar Curug. Dimana potensi alam ini bisa dijadikan tempat pariwisata baru. Keadaan air nya yang bening berwarna hijau kebiruan dan kita dapat melihat dasarnya adalah keunggulan dari area Curug Pamutuh ini.



Namun yang menjadi masalah adalah jalur atau trek yang lumayan jauh dan berbahaya maka dari itu Data yang didapat berupa Foto oleh Kepala desa dan Camat dikirim ke BPBD Kabupaten Tasikmalaya agar BPBD dapat meneliti potensi bencana yang dapat terjadi di sekitar curug mengingat kondisi curug yang berada diantara dua tebing tinggi sekitar 20meter. Terlebih Sisi Kiri sudah mengalami longsor. Baik Kades maupun Camat lebih memperhatikan kondisi sekitar dimana bisa saja longsor terjadi dan dikhawatirkan pengunjung tertimpa musibah. Maka dari itu beliau berpesan agar datang ke Curug Pamutuh ini tidak Sendirian dan lebih menjaga keamanan diri sendiri.

Rencana kedepannya untuk akses menuju Curug Pamutuh akan dibuat tangga langsung menuju Curug dari atas Bukit dari desa Linggamulya sehingga para pengunjung tidak perlu lagi mengikuti arus sungai yang medannya cukup membahayakan. Untuk kalian Ketahui Lokasi Curug ini berada di ketinggian sekitar 680 meter diatas permukaan laut. Berada di kaki Gunung Galunggung dan berada di belakang Bekas Kerajaan Galaunggung yang merupakan cikal bakal Tasikmalaya berdiri.

Nah jadi kalau kalian bersiwata ke Curug Pamutuh jangan lupa belajar sejarah dari Prasasti yang ada di Situs Gegerhanjuang ini.

Curug Pamutuh di Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya

Oh iya tadi juga bertemu dengan alumni UNSIL PJKR Lulusan tahun 2012 dan dua orang dari Komunitas My Trip My Adventure yang rencanannya Minggu (10/09) akan melakukan opentrip ke Curug Pamutuh ini.
Baca Selengkapnya >>>
(c)andrianrpratama. Powered by Blogger.